Rabu, 11 November 2015

Humor Pemalang agar mata kita terbuka hei warga pemalang!!

FAKTA UNIK TENTANG PEMALANG
(menggelitik dan menggugah) Percakapan antara Didi (asli Pemalang) dan Rudi (cah klaten).

Rudi: Di, awakmu iku asline soko endi?

Didi: Pemalang Rud... (nada santai)

Rudi: oooo.... jawa timur tho...? (ekspresi sok tau)

Didi: dudu Rud, jawa tengah lah... sing jawa timur kae Malang. (nada menjelaskan)

Rudi: lah iku sebelah endi yo Di? (wajah kebingungan)

Didi: kae sih bar’e Tegal, koe ngerti Tegalkan? (rada kesel sitik)

Rudi: Tegal sih aku paham, bukane sa'uwise Tegal iku Pekalongan yo Di?

Didi: (melirik dgn wajah pengen ngamplengi)... “tahaaaaaan, inget dosa” (karo ngelus dodo.)

Rudi: oh sorry Di, yo wes cobo ceritakno ciri-ciri kota Pemalang?

Didi: lah bar Tegal, ngko koe biso ndelek tulisan "Selamat Datang Pemalang"..

Rudi: iyo aku iroh, tulisane cuilik, tros sa'uwise tulisan iku isine sawah, tros tengah-tengahe ono terminal..

Didi: lah kuwi Pemalang lod.... (bolod: bahasa ntarukan)

Didi: jamane orong podo nggawe tol, Pemalang wes ndisiti nggawe dalan semi tol, dalan lintas provinsi dilewatke sawah, ora lewat kota, dadi ora macet, ora kotor kotane. (ngomonge gaya diplomat).

Rudi: oooo.... kreatip tenan iku, tapi dadi kotane ora terkenal yo? Tros makanan terkenale opo yo Di?

Didi: nasi gromyang, kue samir, sate loso lan laine uakeh.

Rudi: lah opo meneh iku? Ora paham tenan aku Di, enak ora?

Didi: wes pokoke kue dolan nang Pemalang, ora usah kakean reang. (reang: bahasa
comal)

Didi: Okeh, aku yo pengen ngerti Pemalang jeee... jare-jare cewek’e ayu-ayu (ekspresi mupeng)

Lur..., kisah kie jare nyata!!. Begitu Pemalang masih kurang gaungnya walau oleh seorang teman yang masih di daerah Jawa. Ini PR buat kita-kita asli Pemalang untuk selalu berkreatif yang bisa mengharumkan nama Pemalang. Apapun kreatif sampean-sampean.kaos khas Pemalang, wisata unik Pemalang, kuliner-kuliner khas Pemalang atau hal lainnya. Semoga Pemalang tetep Jaya, tentrem, ayem, dan tempat paling nyaman untuk
aku, bapak ku, ibuku, sedulur semua dan teman-teman seperjuangan.

I LOVE PEMALANG.

Jumat, 23 Oktober 2015

periklanan dan pemasaran

Iklan & Pemasaran Organisasi Periklanan

Diajukan guna memenuhi syarat nilai mata kuliah Periklanan
Dosen pengajar H.Nuruzzaman, S.Ag.,M.I.Kom.


Disusun oleh :                     
   Elang Nagara Yanottama (
          
Ikom C Semester 5

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Swadaya Gunung Jati
Cirebon
2015 / 2016




BAB 1
PENDAHULUAN


Iklan merupakan salah satu media komunikasi pemasaran yang kerap digunakan dalam aktivitas ekonomi dalam upaya mengenalkan produk kepada konsumen. Situasi pasar yang kompetitif menjadikan tidak ada suatu bisnis yang mampu bertahan lama tanpa didukung oleh bauran komunikasi pemasaran semisal iklan yang efektif dan efisien. Iklan sebagai salah satu sarana pemasaran produk barang atau jasa harus mampu tampil menarik dan persuasif (Jefkins, 1997:15). Tentu ketika kita melihat semakin bertambahnya jumlah penduduk maka tidak mungkin pula semakin besarnya kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menjadi suatu konsekuensi bagi para produsen yang hadir dalam upaya menjawab pemenuhan kebutuhan masyarakat melihat hadirnya persaingan diantara berbagai perusahaan terkait. Salah satu jalan yang ditempuh oleh perusahaan adalah dengan kemampuan mengelola dan menyampaikan informasi kepada konsumen terkait produknya melalui aktivitas periklanan.

Dalam strategi pemasaran modern, keberadaan iklan sudah menjadi tuntutan yang tidak dapat dihindari demi sebuah produk yang ditawarkan agar mendapat perhatian dalam kehidupan masyarakat. Bentuk iklan produk yang ditampilkan dalam berbagai ruang dan media baik media cetak maupun elektronik, sebagian dari penanda verbal maupun nonverbal tidak memiliki hubungan antara produk barang atau jasa yang dipasarkan. Interpretasi iklan lewat berbagai media tersebut cenderung membangun realitasnya dalam membangun nilai guna suatu produk. Nilai yang ditampilkan agar memperoleh respon yang kuat dari konsumen. Oleh karena itu, representasi yang dibentuk dari suatu produk mengandung unsur-unsur lain misalnya media pemasaran tersebut telah membentuk citra diri individu, gaya hidup sekelompok orang, dan kepuasan untuk kalangan tertentu. Pihak pembuat iklan harus memperhatikan isi pesan, struktur pesan, format pesan, dan sumber pesan iklan agar pesan yang disampaikan dalam iklan sampai pada konsumen dan mudah diingat, sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dalam hal dorongan kebutuhan, keinginan, motivasi dan pengaruh lingkungan sekitar. Dari sisi konsumen, iklan sendiri dipandang sebagai suatu media penyedia informasi tentang kemampuan, harga, fungsi produk, maupun atribut lainnya yang berkaitan dengan suatu produk

BAB II
PEMBAHASAN


A.       IKLAN DAN PEMASARAN
Iklan dan pemasaran atau marketing sangat penting bagi sebuah perusahaan atau organisasi untuk memperkenalkaan produk atau jati diri perusahaan atau organisasi tersebut.
Iklan adalah cara penyampaian pesan tentang produk, jasa, atau ide secara kreatif  untuk menarik calon konsumen sebagai komunikan. Sedangkan, pemasaran adalah segala kegiatan yang terkait dengan iklan atau penjualan secara eceran. Kegiatan pemasaran mencakup sejumlah kegiatan seperti pemasaran, penentuan harga, atau perencanaan produk.
Pemasaran pada dasarnya mencakup segala kegiatan tersebut, namun demikian pemasaran ternyata lebih dari sekedar kegiatan-kegiatan tersebut. Berbagai kegiatan seperti pembujukan, promosi, publikasi, semuuanya adalah kegiatan pemasaran. Namun begitu, pemasaran bukanlah semataa-mata kegiatan seperti menjual dan mempromosikan sesuatu. Pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental, suatu cara berpikir yang membimbing anda melakukan sesuatu yang tidak selalumenjual benda tetapi juga menjual gagasan-gagasan, karir, tempat (pariwisata, rumah, lokasi industri), undang-undang, jasa (pengangkutan, penerbangan, pemotongan rambut, kesehatan), hiburan dan kegiatan-kegiatan nirlaba seperti yayasan-yayasan sosial dan keagamaan.

B.       IKLAN
Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling penting dan dikenal oleh masyaarakat luas. Bentuk yang beragam mampu membuat aundiens yang melihat atau mendengar menjadi tertarik. Sebab inilah, mengapa iklan menjadi andalan bagi perusahaan atau orgaanisasi tertentu untuk menggunakan iklan sebagai alat pemasaran mereka. Selain itu, iklan di media massa dinilai efisiens dari segi biaya untuk mencapai audiens dalam jumlah besar.
Belanja iklan di Indonesia pada tahun 2005 tercatat sekitar Rp. 23 triliun rupiah. Televisi mendominasi 70% (sekitar 16 triliun) dari nilai belanja iklan tersebut, surat kabar 6 triliun, majalah dan tabloid sekitar 1 triliun. Iklan di media massa dapat digunakan untuk menciptakan citra merek dan daya tarik simbolis bagi suatu perusahaan. Hal ini menjadi sangat penting khususnya bagi produk yang suli dibedakaan dari segi kualitas atau fungsinya dengan produk saingan.

Sifat dan tujuan iklan berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, antara saatu jenis industri dengan industri lainnya, dan antara satu situasi dengan ssituasi lainnya. Demikian dengan konsumen yang menjadi target suaatu iklan juga berbeda antara satu jenis produk dengan produk lainnya.
Secara umum iklan memiliki fungsi dan tujuan sebagai berikut :

a.    Memberikan informasi
Iklan di gunakan oleh produsen atau perusahaan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai produk perusahaan. Informasi – informasi tersebut dapat berupa menjelaskan mengenai kegunaan, kemampuan, cara kerja, keunggulan, kualitas, serta harga produk. Informasi mengenai produk sangat di perlukan apalagi terhadap suatu produk yang baru di pasarkan. Hal ini di lakukan agar konsumen mengetahui bahwa ada produk baru. Tentunya hal tersebut juga dapat membantu bagi produsen atau perusahaan dalam membangun citra produk.

b.    Membujuk
Bentuk periklanan ini bersifat membujuk masyarakat untuk melakukan pembelian terhadap produk atau merek perusahaan dan kemudian melakukan pembelian ulang. Tujuannya adalah menciptakan permintaan terhadap produk atau merek tersebut. Hal ini tentu penting bagi produk pada masa persaingan. Dengan berusaha untuk meyakinkan akan keunggulan produk atau merek perusahaan terhadap produk pesaing dan di harapkan dapat mengubah persepsi masyarakat terhadap produk atau merek perusahaan sehingga dapat membujuk masyarakat untuk segera melakukan pembelian serta membujuk konsumen pesaing untuk berpindah ke merek perusahaan.

c.  Mengingatkan
Yaitu iklan yang bertujuan mengingatkan kembali kepada masyarakat terhadap produk atau merek perusahaan. Ketika masyarakat membutuhkan produk atau merek tertentu, maka mereka akan mengingat produk atau merek perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya sekarang dan di masa yang akan datang. Periklanan ini sangat bermanfaat bagi produk yang berada pada tahap kedewasaan. Selain itu, bentuk periklanan ini juga berusaha untuk memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa pilihannya tepat.

d.  Memberikan Nilai Tambah
Dengan iklan yang efektif dapat memberikan nilai tambah terhadap produk atau merek tertentu sehingga produk atau merek tersebut dapat dipersepsikan lebih mewah, lebih modern, lebih fleksible, lebih bergaya dan lebih bergengsi. Sehingga secara keseluruhannya produk tersebut dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen jika di bandingkan dengan produk pesaing.

e. Mendukung Usaha Promosi Lainnya
Iklan juga dapat di gunakan untuk membantu meningkatkan komunikasi produk dalam bentuk sales promotion serta membantu pemasaran produk dalam bentuk komunikasi promosi yang lainnya.
Dari penjabaran mengenai fungsi dan manfaat iklan secara umum dapat di ketahui bahwa iklan memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu perusahaan dalam memasarkan produk barunnya agar dapat di kenal oleh masyarakat. Dengan menggunakan media iklan, memberikan informasi kepada masyarakat dapat lebih efektif dan dengan biaya yang relative murah.

Tujuan akhir dari periklanan adalah menciptakan mega brand. Tetapi bagi kebanyakan produsen atau perusahaan yang produknya telah menjadi mega brand, mereka menurunkan kualitas produknya sedikit demi sedikit. Akibatnya konsumen akan beralih ke produk lain. Sehingga penting bagi produsen untuk tetap mempertahankan atau meningkatkan kualitas produknya dan terus berinovasi dengan terus menciptakan produk yang sesuai dengan harapan konsumen , dapat pula dilakukan dengan cara membuat tampilan produk se-unik mungkin. Sehingga menjadi suatu ciri khas dari produk dan akan selalu di ingat oleh masyarakat

C.       PEMASARAN
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, di mana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.

 Kotler (2001) mengemukakan definisi pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan.

Menurut Stanton (2001), definisi pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Dari definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan usaha terpadu untuk menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen. Perusahaan harus secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan produk yang ditawarkan tersebut. Dengan demikian, maka segala aktivitas perusahaan, harusnya diarahkan untuk dapat memuaskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan untuk memperoleh laba.

Promosi penjualan merupakan unsur kunci dalam kampanye pemasaran. Promosi penjualan menurut Kotler :
Promosi penjualan terdiri dari kumpulan alat-alat insentif yang beragam, sebagian besar berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk / jasa tertentu secara lebih cepat dan / atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang.

Iklan menawarkan alasan untuk membeli, sedangkan promosi penjualan menawarkan insentif untuk membeli. Promosi penjualan mencakup alat untuk :
·         Promosi konsumen (sampel, kupon, tawaran pengembalian uang, potongan harga, premi, hadiah, hadiah langganan, percobaan gratis, garansi, promosi berhubungan, promosi silang, pajangan, dan demonstrasi di toko tempat pembelian).
·         Promosi perdagangan (potongan harga, tunjangan iklan dan pajangan, dan barang gratis)
·         Promosi bisnis dan wiraniaga (misalnya pameran dan konvensi perdagangan, kontes untuk wiraniaga dan iklan khusus)

Ø Tujuan Promosi Penjualan
a.    Terhadap konsumen : tujuan meliputi mendorong pembelian dalam unit yang lebih besar, menciptakan percobaan produk diantara orang yang bukan pemakai, dan menarik orang orang yang sering berganti merek jauh dari pesaing.
b. Terhadap pengecer : tujuan mencakup membujuk pengecer supaya menjual produk-produk baru dan menyimpan level persediaan yang lebih tinggi, mendorong pembelian di luar musim, mendorong penyimpanan produk-produk yang berhubungan, mengimbangi promosi pesaing, membangun kesetiaan merek, serta memasuki toko-toko eceran baru.
c. Terhadap wiraniaga : tujuan mencakup mendorong dukungan terhadap produk atau model baru, mendorong lebih banyak calon pelanggan, dan mendorong penjualan di luar musim.

D.    ORGANISASI PERIKLANAN
Secara umum, kegiatan periklanan dpt dilakukan dengan beberapa macam cara, diantaranya :
1.      Dilakukan oleh perusahaan itu sendiri.
 dalam pola seperti ini, kegiatan periklanan yang dilakukan oleh salah satu bagian perusahaan itu sendiri, dalam dunia periklanan disebut dengan  in-house advertising.
biasanya perusahaan mempunyai bagian atau departemen tersendiri (pemasaran) yang dalam salah satu aktivitasnya melakukan kegiatan periklanan, untuk meningkatkan penjualan
       aktivitas periklanan jg sering dilakukan oleh bagian Humas dgn cara menyampaikan pesan    yg bertujuan utk membentuk, memelihara dan meningkatkan citra baik perusahaannya.
       krn memiliki tujuan yg sejalan dgn pemasaran, maka dewasa ini muncul keinginan terbentuknya devisi khusus dalam perusahaan berkaitan dengan Humas utk mendukung kegiatan pemasaran, yaitu devisi Marketing Public Relations (MPR).



2.      Dilakukan dengan menyerahkan sebagian kegiatan periklanan kpd perusahaan dibidang jasa periklanan.
Dalam pola ini, perusahaan menyerahkan sebagian kegiatan periklanan kepada perusahaan khusus yang bergerak dibidang jasa periklanan, namun sebagian kegiatan periklanan yang lain masih ditangani oleh perusahaan itu sendiri. Keduanya harus berjalan secara sinergis.
3.      Dilakukan dgn menyewa perusahaan khusus (Biro Iklan)
Biro iklan sering didefinisikan sebagi organisasi yang independen yg disewa oleh perusahaan untuk mengurusi kegiatan periklanannya. Sementara perusahaan yang menggunakan jasa biro iklan disebut sbg klien (client). dalam pola ini, biro iklan mrpkn pihak yg hrs bertanggung jwb atas seluruh kegiatan periklanan, dr perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi. Sebab kegiatannya akan mempengaruhi maju mundurnya perusahaan.
Dalam kitab Etika Pariwara Indonesia (EPI), biro iklan (advertising agency) diartikan sebagai suatu organisasi usaha yang memiliki keahlian untuk merancang, mengkoordinasi, mengelola, dan atau memajukan merek, pesan, dan atau komunikasi pemasaran untuk dan atas nama pengiklan dengan memperoleh imbalan atas layanannya tersebut. Dengan demikian, perusahaan periklanan adalah termasuk kategori perusahaan jasa. Bisnis periklanan di Indonesia termasuk salah satu bisnis yang berkembang cukup pesat. Jumlah anggota Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) dari tahun ke tahun menunjukan kenaikan (total per akhir 2005 terdaftar 412 perusahaan periklanan di seluruh Indonesia dengan nyaris 50%-nya berada di DKI Jakarta).
Media massa baru juga semakin bermunculan, baik itu stasiun TV maupun media cetak. Semakin banyak pula perguruan tinggi yang membuka jurusan periklanan, komunikasi, disain grafis dan sejenisnya selain kursus-kursus singkat mengenai berbagai keahlian dalam bekerja di perusahaan periklanan.Berkarir di biro iklan bagi sebagian orang dianggap menarik karena biro iklan dianggap tempat kerja yang kreatif, dinamis dan berjiwa muda. Walaupun demikian, tak dapat dipungkiri bahwa sebenarnya bekerja di biro iklan juga memiliki tingkat stress kerja yang cukup tinggi.

Secara umum, struktur organisasi suatu biro iklan dapat digambarkan sebagai berikut:
   Berdasarkan struktur di atas, secara umum, ada beberapa fungsi di biro iklan yang bisa menjadi pilihan berkarir; yaitu:
1.Bina Usaha (Account Management)
Secara singkat, departemen ini berfungsi sebagai ‘jembatan’ antara klien-klien suatu biro iklan dengan departemen-departemen lainnya di biro iklan tersebut. Saat ia menghadapi klien, maka ia mewakili biro iklannya dalam mendapatkan informasi tentang apa saja kebutuhan klien untuk suatu program komunikasi pemasaran dari produk/jasa klien tersebut. Ia harus dapat menangkap dengan jeli peluang-peluang usaha yang mungkin dapat ia peroleh dari klien-kliennya. Ia juga harus mampu berpikir secara strategis untuk membantu memecahkan masalah komunikasi pemasaran dari kliennya.
2.Perencanaan Strategis (Strategic Planning)
Departemen ini berfungsi untuk membantu departemen Bina Usaha dan Kreatif dalam menemukan ide-ide dasar pemecahan masalah komunikasi pemasaran dari klien biro iklan. Pada beberapa biro iklan, fungsi ini masih digabungkan dengan fungsi dari departemen Bina Usaha. Tugas utama dari departemen ini adalah untuk ‘menerjemahkan’ taklimat (brief) dari klien agar memudahkan tim kreatif mengembangkan ide-ide mereka. Suatu taklimat dari klien pada prinsipnya adalah suatu problem. Seorang Perencana Strategis (Strategic Planner) harus mampu memperoleh alternatif pendekatan terbaik untuk memecahkan permasalahan klien tersebut.
3.Kreatif
Departemen ini berfungsi sebagai ‘dapur’ dari suatu biro iklan. Di departemen inilah permasalahan komunikasi pemasaran klien dicoba dipecahkan. Tim kreatif memperoleh masukan dari para Perencana Strategis. Kualitas dari taklimat yang diperoleh dari Perencana Strategis inilah yang akan menentukan titik awal kualitas keluaran dari suatu tim kreatif; seperti kata pepatah Inggris: Garbage In, Garbage Out.Selain menemukan ide-ide kreatif untuk memecahkan masalah tersebut, tim kreatif juga harus memikirkan media apa saja yang akan sesuai untuk menjadi sarana komunikasi produk/jasa tersebut. Biasanya, hal ini akan membutuhkan kerja-sama dengan Departemen Media.
4.Media
Departemen ini bertanggung-jawab dalam memberikan solusi kepada klein berkaitan dengan pengaturan anggaran/biaya pemasangan iklan klien di media massa. Dalam Departemen ini biasanya terdapat beberapa sub-fungsi yaitu: Perencanaan Media (Media Planning), Negosiasi Media (Media Negotiation), dan Pelaksanaan Media (Media Implemention atau Media Buyer). Tugas utama dari seorang Perencana Media (Media Planner) adalah untuk memastikan bahwa anggaran/biaya pemasangan iklan suatu klien/produk akan mencapai suatu tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi. Efektif dalam pengertian media yang digunakan akan mampu menjangkau sasaran konsumen utama dari produk klien tersebut. Efisien dalam pengertian klien mendapatkan harga terbaik yang mampu menjangkau sasaran konsumuen utamanya sebanyak mungkin. Dalam melakukan perhitungan efektifitas dan efisiensi tersebut seorang Perencana Media harus memahami bauran media (media mix) seperti apa yang dapat mencapai kondisi optimal yang diharapkannya.

E.     PUBLISITAS
1.    Definisi Publisitas
Publisitas merupakan istilah yang popular bukan saja dalam dunia PR tapi dalam dunia sehari-sahari. dalam pandangan Judith Rich (dalam Lesly, 1992:257), tak ada batasan untuk ruang kreatif kegiatan publisitas itu, selain batasan-batasan etika. Namun kreatifitas yang menghasilkan karya yang bagitu kreatif dan menyenangkan namun tak memberikan apa-apa bagi apa yang dipublikasikan. Artinya, kreatifitas disini adalah kreatifitas untuk mewujudkan atau mencapai tujuan organisasi. Publisitas adalah penempatan berupa artikel, tulisan, foto, atau tayangan visual yang sarat nilai berita baik karena luar biasa, penting, atau mengandung unsur-unsur emosional, kemanusiaan, dan humor) secara gratis dan bertujuan untuk memusatkan perhatian terhadap suatu tempat, orang, orang, atau suatu institusi yang biasanya dilakukan melalui penerbitan umum.


Publisitas yaitu kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang, organisasi atau perusahaan di media massa. Dengan kata lain , publisitas adalah upaya orang atau organisasi agar kegiatanya diberitakan media massa. Publisitas lebih menekankan pada proses komunikasi satu arah. Kata publisitas berasal dari kata inggris, publicity yang memiliki pengertian sebagai berikut:publicity. is information From an outside source that is used by the media because the information has news value. It is an uncontrolled method of placing massages in the media because the source does not pay the media placement. (Publisitas adalah informasi yang berasal dari sumber luar yang digunakan oleh media massa karena informasi itu memiliki nilai berita. Publisitas merupakan sebuah metode yang tidak dapat terkontrol, dalam penempatan pesan di media massa karena sumber tidak membayar media untuk memuat berita bersangkutan). Dengan demikian publisitas adalah informasi yang bukan berasal dari media massa atau bukan pencarian wartawan mediamassa itu sendiri namun media massa mengunakan informasi itu karena memiliki nilai berita.

Media massa kerap melaporkan berita publisitas karena merupakan cara yang mudah dan ekonomis untuk mendapatkan berita dibanding harus mencari sendiri yang membutuhkan lebih banyak tenaga dan biaya. Lawrence & Dennis L. Wilcox (pakar humas dari San Jose State University) juga menyatakan publisitas sebagai informasi yang tidak perlu membayar ruang-ruang pemberitaannya/penyiarannya namun disaat yang sama tidak dapat dikontrol oleh individu/perusahaan yang memberikan informasi, sebagai akibatnya informasi dapat mengakibatkan terbentuknya citra dan mempengaruhi orang banyak dan dapat berakibat aksi-dimana aksi ini dapat menguntungkan atau merugikan saat informasi dipublikasikan. Menurut Lesly (1992:6), Publisitas adalah penyebaran pesan yang direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan lewat media tertentu untuk kepentingan tertentu dari organisasi dan perorangan tanpa pembayaran tertentu pada media. Ada juga yang menyebutkan publisitas itu sekedar pemberian saran yang mengarahkan para wartawan untuk memasukkan nama perusahaan atau produk kedalam berita di koran, majalah, acara TV dengan memberikan ide berita, orang yang diwawancarai, informasi latar dan bahan-bahan lain. David F. Rahmacitti (1990;5). Publisitas adalah berita yang ditulis oleh media massa yang mencakup pemberitahuan tentang suatu produk, layanan-layanan, acara-acara, posisi, pekerja, kontribusi, sejarah, atau tujuan dari suatu bisnis, agensi atau kelompok.


Publisitas ini merupakan salah satu cara promosi yang ketiga, yaitu selah satu kegiatan yang melengkapi metode-metode penjualan seperti advertensi, promosi penjualan dan penjual oleh perorangan. Mengenai definisi publisitas, philip Kotler mengutipnya dari dafinisi yang diberikan oleh American Marketing Assosiation sebagai berikut : “publicity: non personal stimulation for a product, service or business unit by commercially significant news about it in a medium or obtaining favourable presentation radio, television or stage that is not paid the sponsor”. Publisitas adalah merupakan dorongan yang sifatnya tidak perorangan terhadap permintaan akan suatu produk, jasa ataupun satuan usaha dengan jalan memuat berita-berita yang sifatnya komersil di dalam media yang dipublikasikan atau penyajiannya secara tepat melalui televisi, radio, atau bioskop-bioskop dan kesemuanya ini tidak dibayar oleh sponsor.

Berdasarkan pendapat-pendapet tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa publisitas merupakan keterangan tentang suatu produk tertentu yang disebutkan dalam bentuk berita, hal mana merupakan keuntungan karena dalam pelaksanaannya tidak dibayar oleh sponsor, dengan demikian publisitas mempunyai potensi untuk mendorong penjualan.

Dari definisi di atas, bahwa media massa mau menerima sumbangan berita atau informasi serta artikel dan tulisan dari pihak luar, sepanjang tulisan tersebut memiliki nilai berita yang cukup tinggi untuk dapat dimuat. Dalam definisi tersebut tidak disebutkan akan adanya kewajiban untuk membayar atau membeli semacam ruang dan waktu tertentu seperti dalam iklan. Artinya, jika suatu organisasi/perusahaan, perorangan, bisa mengemas sebuah cerita atau artikel tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan organisasinya menjadi sebuah tulisan yang bernilai berita cukup tinggi maka media massa tidak akan ragu-ragu untuk memuatnya, tanpa dipungut biaya apapun.

Hal inilah yang menyebabkan Publisitas dikategorikan sebagai metode komunikasi massayang tidak terkontrol, karena diliput tidaknya sebuah berita oleh media massa benar-benar tergantung dari layak muat tidaknya sebuah berita. Walaupun dibandingkan dengan iklan tampak bahwa publisitas kurang pasti sifatnya, namun dari aspek kredibilitas pesan publisitas biasanya dianggap memiliki nilai yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan adanya persepsi di masyarakat, bahwa iklan dianggap sebagai sebuah pesan yang persuasif serta penuh dengan bujuk rayu mengajak khalayak untuk membeli sebuah produk.
 Lain halnya jika sebuah cerita atau informasi muncul di media massa sebagai berita. Berita dipersepsi sebagai suatu kejadian yang faktual, yang benar terjadi, dan karenanya dianggap lebih jujur dan dapat dipercaya.

High Veracity, yaitu publisitas dianggap oleh pembacanya sebagai sesuatu yang benar sebab pemberitaannya tidak memihak atau dianggep netral, dalam majalah dan surat kabar maupun TV.

a) Off-guard, yaitu bahwa publisitas merupakan berita dalam surat kabar yang dibaca oleh setiap orang, sehingga mau tidak mau berita tentang perusahaan juga terbaca. Dalam hal ini berarti bahwa publisitas dapat sampai ke konsumen meskipun seolah-olah konsumen mempunyai penjaga, jika dianggap publisitas tersebut lolos dari penjaganya.

b) Dramatization, yaitu bahwa publisitas dapat menggambarkan keadaan produk perusahaan itu dengan jelas, misalnya dalam film, slide serta dapat didramatisir dalam bentuk cerita yang sedemikian rupa hingga produk dapat digambarkan dengan jelas.

Publisitas mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
a) Publisitas dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca, sebuah iklan.
b) Publisitas dapat ditempatkan pada halaman depan dari sebuah surat kabar atau pada posisi lain yang mencolok.
c) Lebih dapat dipercaya, apabila sebuah surat kabar atau majalah mempublisitas sebuah cerita sebagai berita, pembaca menggangap bahwa cerita tersebut merupakan berita dan berita umumnya lebih dipercaya daripada iklan.
d) Publisitas jauh lebih murah karena dilakukan secara bebas tanpa dipungut biaya.
           
Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa publisitas menawarkan beberapa keuntungan antara lain tidak ada pengeluaran biaya untuk berita yang disiarkan, walaupun dikatakan tidak ada pengeluaran biaya, namun pada kenyataanya bukan berarti 100% publisitas perusahaan tidak mengeluarkan biaya.Terlebih lagi, publisitas juga unggul dari aspek ekonomi. Iklan dipungut biaya, sedangkan liputan media publisitas bebas biaya sehingga melalui publisitas organisasi , seseorang jelas lebih diuntungkan. Publisitas dianggap lebih kredibel daripada iklan dan karenanya disebut sebagai kegiatan komunikasi yang tidak bisa dikontrol, karena tergantung dari besar kecilnya nilai berita yang ada di sebuah kegiatan publikasi. Kegiatan publisitas di media massa tidak dikenakan biaya apapun.

2.    Fungsi Publisitas
Salah satu fungsi bulisitas yaitu: Sebagai kegiatan dalam dunia politik dikenal salah satunya adalah publisitas politik. Publisitas ini merupakan upaya mempopulerkan diri kandidat atau institusi partai yang akan bertarung dalam pemilu. Yang diberitakan/menginformasikannya mellalui mediamassa. Ada empat bentuk publisitas yang dikenal dalam khazanah komunikasi politik.

Pertama, dikenal sebagai pure publicity yakni mempopulerkan diri melalui aktivitas masyarakat dengan setting sosial yang natural atau apa adanya. Misalnya saja, bulan Ramadhan dan Idul Fitri merupakan siklus aktivitas tahunan sehingga menjadi realitas yang apa adanya. Kandidat/seseorang, organisasi bisa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memasarkan dirinya. Misalnya dengan mengucapkan “Selamat Menjalani Bulan Ramadhan” atau “Selamat hari Raya idul fitri” dengan embel-embel nama atau photo kandidat. Semakin banyak jenis bentuk pure publicity yang siarkan di media massa, maka akan semakin populer sesorang atau organisasi tersebut. Kedua, free ride publicity yakni publisitas dengan cara memanfaatkan akses atau menunggangi pihak lain untuk turut mempopulerkan diri. Misalnya saja dengan tampil menjadi pembicara di sebuah forum yang diselenggarakan pihak lain, menjadi sponsor gerakan anti narkoba, turut berpartisipasi dalam pertandingan olahraga di sebuah daerah kantung pemilih dan lain-lain. Ketiga, tie-in publicity yakni dengan memanfaatkan extra ordinary news (kejadian sangat luat biasa). Misalnya saja peristiwa tsunami, gempa bumi atau banjir bandang. Kandidat dapat mencitrakan diri sebagai orang atau partai yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi sehingga imbasnya memperoleh simpati khalayak. Sebuah peristiwa luar biasa, dengan sendirinya memikat media untuk meliput. Sehingga partisipasi dalam peristiwa semacam itu, sangat menguntungkan kandidat. Keempat, paid publicity sebagai cara mempopulerkan diri lewat pembelian rubrik atau program di media massa. Misalnya, pemasangan advertorial, Iklan spot, iklan kolom, display atau pun juga blocking time program di media massa. Secara sederhananya dengan menyediakan anggaran khusus untuk belanja media.

Fungsi publisitas tidak lepas dari fungsi komunikasi massa. Sejumlah upaya mencoba mensistimasisasikan fungsi utama komunikasi massa, yang pada mulanya dimulai oleh Lasswell (1948) yang memberikan ringkasan/kesimpulan mengenai fungsi dasar komunikasi sebagai berikut: pengawasan lingkungan; pertalian (korelasi) bagian-bagian masyarakat dalam memberikan respon terhadap lingkungannya; transmisi warisan budaya. Fungsi pengawasan sosial merujuk pada upaya penyebaran informasi dan interpretasi yang obyektif mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan sosial dengan tujuan kontrol sosial agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Fungsi korelasi sosial merujuk pada upaya pemberian interpretasi dan informasi yang menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya atau antara satu pandangan dengan pandangan lainnya dengan tujuan mencapai konsensus. Fungsi sosialisasi merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi lainnya, atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya.


Hambatan Komunikasi Lintas Budaya

Hambatan
Komunikasi Lintas Budaya

Diajukan guna memenuhi syarat nilai mata kuliah Komunikasi Lintas Budaya
Dosen pengajar Mahmudah, S.Ag.,M.I.Kom.



Disusun oleh :
Elang Nagara Yanottama
113100066
Ikom C Semester 5


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Swadaya Gunung Jati
Cirebon
2015 / 2016



Kata Pengantar

     Asalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur penulis panjatkan terhadap kehadiran Allah SWT. Karena atas limpahan Rahmat dan hidayatnya penulis dapat merampungkan Makalah ini. Tak lupa sholawat serta salam kepada Nabi besar kita Muhammad SAW, yang telah menuntun kita di jalan kebenaran.
     Pertama-tama penulis sampaikan terimakasih kepada teman-teman, Dosen, dan terutama Untuk orangtua yang selalu mendukung penulis hingga dapat menyelesaikan makalah ini, dengan terselesaikanya makalah ini penulis harap dapat membantu teman-teman kususnya dalam bidang wawasan seputar “Komunikasi Lintas Budaya”. Sehingga penulisan makalah ini mempunyai manfaat.
     penulis menyadari bahwa masih banya tulisan dan isi dari makalah ini masih banyak kekuranganya, sehingga dari itu semua penulis ingin meminta maaf atas kekurangan tulisan dan isi makalah ini, penulis harapkan apabila terdapat kealahan dan kekurangan dalam makalah ini rekan-rekan sekalian dapat mengoreksi dan memberikan masukan guna penyusunan tulisn yang lebih baik lagi.
     Akhirkata WasalamuAlaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Cirebon, Oktober 2015




BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang

Komunikasi merupakan sebuah proses dimana sebuah interaksi antara komunikan dan komunikator yang melakukan pertukaran pesan didalamnya yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung, komunikasi sendiri bisa dikatakan merupakan hal yang paling krusial dalam kehidupan ini. Sebuah interaksi sosial bisa tidak berarti apa-apa jika komunikasi didalamnya tidak berjalan pada semestinya, begitu juga dalam dunia professional atau dunia kerja, komunikasi merupakan hal yang penting dalam memberikan instruksi dari pemimpin kebawahan atau sebaliknya.
Budaya yang bahasa Inggris culture atau dari bahasa Latin colere yang berarti merawat, memelihara dan menjaga. Pada abad pertengahan kata budaya belum digunakan, baru pada abad ke 17 kata latin cultura dipergunakan dalam hubungan dengan alam dan pengembangan kemampuan spiritual. Budaya merujuk pada segala yang diciptakan oleh manusia, maksud dan tujuan budaya adalah untuk kesempurnaa manusia.
Secara umum komunikasi antarbudaya adalah “Proses saling berbagai informasi, pengetahuan, perasaan dan pengalaman yang dilakukan oleh manusia dari berbagai budaya. Setiap budaya memiliki nilai-nilai dan sikap-sikap yang dikomunikasikan, sepertinya cara orang Jepang yang yang membungkukan badan satu sama lain, berbeda dengan gaya penyambutan oleh bangsa lainnya didunia. Sehingga setiap orang harus dapat memahami secara lengkap semua tatanan struktur dan proses komunikasi, misalnya dalam komunikasi Etnik dari beberapa kelompok budaya yang berbeda sehingga dapat disampaikan dan diterima pesan komunikasi secara benar.

B.   Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1.      Apakah pengertian dari Komunikasi Lintas Budaya?
2.      Apa saja Faktor-faktor penghambat Komunikasi Lintas Budaya?
3.      Bagaimana cara mengatasi hambatan dalam komunikasi lintas budaya?
4.      Apakah pengaruh komunikasi lintas budaya pada masyarakat luas?



BAB II
PEMBAHASAN

A.   Definisi Komunikasi Lintas Budaya
Komunikasi lintas budaya adalah  proses interaksi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda. Apapun definisi yang ada mengenai komunikasi antar budaya (intercultural communication) menyatakan bahwa komunikasi antar budaya terjadi apabila terdapat dua budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang melaksanakan proses komunikasi.
Menurut Liliweri bahwa proses komunikasi antar budaya merupakan interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda. Apapun definisi yang ada mengenai komunikasi antar budaya (intercultural communication) menyatakan bahwa komunikasi antar budaya terjadi apabila terdapat 2 (dua) budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang melaksanakan proses komunikasi.
Secara umum komunikasi antarbudaya adalah “Proses saling berbagai informasi, pengetahuan, perasaan dan pengalaman yang dilakukan oleh manusia dari berbagai budaya. Setiap budaya memiliki nilai-nilai dan sikap-sikap yang dikomunikasikan, seperti cara orang Jepang yang yang membungkukan badan satu sama lain untuk saling sapa dan menghormati, berbeda dengan gaya penyambutan oleh bangsa lainnya didunia. Sehingga setiap orang harus dapat memahami secara lengkap semua tatanan struktur dan proses komunikasi, misalnya dalam komunikasi Etnik dari beberapa kelompok budaya yang berbeda sehingga dapat disampaikan dan diterima pesan komunikasi secara benar. 

Dalam proses komunikasi tersebut sering terjadi ketidak pahaman atau sering isebut mis communication, hal ini terjadi karena kebudayaan orang atau individu yang berkomunikasi berbeda contohnya adalah kasus anggukkan kepala, dimana di Amerika Serikat anggukkan kepala mempunyai arti bahwa orang tersebut mengerti sedangkan di Jepang anggukkan kepala tidak berarti seseorang setuju melainkan hanya berarti bahwa orang tersebut mendengarkan. Dengan memahami mengenai komunikasi antar budaya maka hambatan komunikasi semacam ini dapat kita lalui.

B.   Hambatan Komunikasi Lintas Budaya
Seperti yang dijelaskan diatas bahwasanya komunikasi Lintas Budaya juga memiliki hambatan. Hambatan komunikasi dalam komunikasi antar budaya mempunyai bentuk seperti sebuah gunung es yang terbenam di dalam air. Dimana hambatan komunikasi yang ada terbagi dua menjadi yang diatas air (above waterline) dan dibawah air (below waterline). Faktor-faktor hambatan komunikasi antar budaya yang berada dibawah air (below waterline) adalah faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang, Hambatan semacam ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Sedangkan hambatan komunikasi antar budaya yang berada diatas air (above waterline) mudah untuk dilihat karena hambatan-hambatan ini banyak yang berbentuk fisik.
Jenis-jenis Hambatan-hambatan Komunikasi Lintas Budaya (Below Waterline)
Ø  persepsi (perceptions)
Ø  norma (norms)
Ø  stereotip (stereotypes)
Ø  aturan (rules)
Ø   nilai (values)
Ø  grup cabang (subcultures group)
Ø  jaringan (networks)

Jenis-jenis Hambatan-hambatan Komunikasi Lintas Budaya (Above Waterline)
ð  fisik (physical)
ð  budaya (cultural)
ð  persepsi (perceptual)
ð  motivasi (motivational)
ð  pengalaman (experiantial)
ð  emosi (emotional)
ð  bahasa (linguistic)
ð   bahasa tubuh (nonverbal)
ð   kompetisi (competition)

C.   Pentingnya Komunikasi Lintas Budaya
Budaya-budaya yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda dan karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan cara berkomunikasi kita yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang ada pada masing-masing budaya. Sehingga sebenarnya dalam setiap kegiatan komunikasi kita dengan orang lain selalu mengandung potensi Komunikasi Lintas Budaya atau antar budaya, karena kita akan selalu berada pada “budaya” yang berbeda dengan orang lain, seberapa pun kecilnya perbedaan itu. Perbedaan-perbedaan ekspektasi budaya dapat menimbulkan resiko yang fatal, setidaknya akan menimbulkan komunikasi yang tidak lancar, timbul perasaan tidak nyaman atau timbul kesalahpahaman. Akibat dari kesalahpahaman-kesalahpahaman itu banyak kita temui dalam berbagai kejadian yang mengandung etnosentrisme dewasa ini dalam wujud konflik-konflik yang berujung pada kerusuhan atau pertentangan antaretnis.
Sebagai salah satu jalan keluar untuk meminimalisir kesalahpahaman-kesalahpahaman akibat perbedaan budaya, adalah dengan mengerti atau paling tidak mengetahui bahasa dan perilaku budaya orang lain. mengetahui prinsip-prinsip Komunikasi Lintas Budaya dan mempraktikkannya dalam berkomunikasi dengan orang lain juga dapat melatih agar meminimalisir hal tersebut.
Kebutuhan untuk mempelajari Komunikasi Lintas Budaya ini semakin terasakan juga dikarenakan semakin terbukanya pergaulan kita dengan orang-orang dari berbagai budaya yang berbeda, disamping kondisi bangsa Indonesia yang sangat majemuk dengan berbagai ras, suku bangsa, agama, latar belakang daerah (desa/kota), latar belakang pendidikan, dan sebagainya. Sehingga penting untuk mempelajari Komunikasi Lintas Budaya agar tidak terjadi kesalah-pahaman atau bahkan konflik-konflik yang diakibatkan oleh gagalnya individu mengartikan komunikasi yang di lakukan oleh individu lain yang berbeda budayanya.

D.   Cara Menghadapi Hambatan dalam KLB
Seseorang dapat dikatakan berhasil dalam Berkomunikasi Lintas Budaya apabila ia mempunyai kemampuan untuk merefleksikan seberapa besar kesungguhannya dalam aspek dibawah ini :

  1. Social Competence : Kemampuan untuk membuat jaringan sosial, pandai bergaul dan banyak temannya
  2. Openness to other ways of thinking : keterbukaan untuk menerima pikiran yang berbeda dari dirinya
  3. Cultural Adaptation : Kemampuan seseorang menerima budaya baru
  4. Professional Excellence : Mempunyai kemampuan yang handal dalam bidang tertentu
  5. Language Skill : Kemampuan mempelajari bahasa asing dengan tepat
  6. Flexibility : Kemampuan dalam penyesuaian diri sesuai dengan tuntutan keadaan
  7. Ability to work in team : Kemampuan dalam mengelola dan bekerjasama dalam satu tim
  8. Self Reliance or independence : Percaya diri dan mandiri
  9. Mobility : Lincah dan wawasannya luas
  10. Ability to deal with stress : Mempunyai kemampuan untuk mengatasi stress
  11. Adaptability of the family : Keluarganya pandai menyesuaikan diri dengan lingkungan baru
  12. Patience : Ulet dan sabar
  13. Sesivity : Peka terhadap sesuatu yang baru

BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan

ü Komunikasi lintas budaya adalah  proses interaksi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda.
ü Hambatan komunikasi yang ada terbagi dua menjadi yang diatas air (above waterline) dan dibawah air (below waterline).
ü Faktor-faktor hambatan komunikasi antar budaya yang berada dibawah air (below waterline) adalah faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang, Hambatan semacam ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan.
ü  Hambatan komunikasi antar budaya yang berada diatas air (above waterline) mudah untuk dilihat karena hambatan-hambatan ini banyak yang berbentuk fisik.
ü  Sebagai salah satu jalan keluar untuk meminimalisir kesalahpahaman-kesalahpahaman akibat perbedaan budaya, adalah dengan mengerti atau paling tidak mengetahui bahasa dan perilaku budaya orang lain.
ü  Mengetahui prinsip-prinsip Komunikasi Lintas Budaya dan mempraktikkannya dalam berkomunikasi dengan orang lain juga dapat melatih agar meminimalisir hal tersebut.
ü  Cara untuk mengatasi Hambatan komunikasi dalam lintas budaya adalah dengan pandai bergaul, mampu terbuka untuk menerima pikiran yang berbeda dari dirinya, mempelajari bahasa asing dengan tepat, mampuan dalam penyesuaian diri sesuai dengan tuntutan keadaan, Percaya diri dan mandiri Lincah, wawasannya luas, Mempunyai kemampuan untuk mengatasi stress,  Ulet dan sabar.

DAFTAR PUSTAKA

Alo Liliweri, 2007. Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta : LKIS
Alex H Rumondor, 2005. Komunikasi Antar Budaya, Universitas Trisakti.
Joseph A. DeVito, 1997. Komunikasi Antarmanusia, Jakarta : Professional Books.