FAKTA UNIK TENTANG PEMALANG
(menggelitik dan menggugah) Percakapan antara Didi (asli Pemalang) dan Rudi (cah klaten).
Rudi: Di, awakmu iku asline soko endi?
Didi: Pemalang Rud... (nada santai)
Rudi: oooo.... jawa timur tho...? (ekspresi sok tau)
Didi: dudu Rud, jawa tengah lah... sing jawa timur kae Malang. (nada menjelaskan)
Rudi: lah iku sebelah endi yo Di? (wajah kebingungan)
Didi: kae sih bar’e Tegal, koe ngerti Tegalkan? (rada kesel sitik)
Rudi: Tegal sih aku paham, bukane sa'uwise Tegal iku Pekalongan yo Di?
Didi: (melirik dgn wajah pengen ngamplengi)... “tahaaaaaan, inget dosa” (karo ngelus dodo.)
Rudi: oh sorry Di, yo wes cobo ceritakno ciri-ciri kota Pemalang?
Didi: lah bar Tegal, ngko koe biso ndelek tulisan "Selamat Datang Pemalang"..
Rudi: iyo aku iroh, tulisane cuilik, tros sa'uwise tulisan iku isine sawah, tros tengah-tengahe ono terminal..
Didi: lah kuwi Pemalang lod.... (bolod: bahasa ntarukan)
Didi: jamane orong podo nggawe tol, Pemalang wes ndisiti nggawe dalan semi tol, dalan lintas provinsi dilewatke sawah, ora lewat kota, dadi ora macet, ora kotor kotane. (ngomonge gaya diplomat).
Rudi: oooo.... kreatip tenan iku, tapi dadi kotane ora terkenal yo? Tros makanan terkenale opo yo Di?
Didi: nasi gromyang, kue samir, sate loso lan laine uakeh.
Rudi: lah opo meneh iku? Ora paham tenan aku Di, enak ora?
Didi: wes pokoke kue dolan nang Pemalang, ora usah kakean reang. (reang: bahasa
comal)
Didi: Okeh, aku yo pengen ngerti Pemalang jeee... jare-jare cewek’e ayu-ayu (ekspresi mupeng)
Lur..., kisah kie jare nyata!!. Begitu Pemalang masih kurang gaungnya walau oleh seorang teman yang masih di daerah Jawa. Ini PR buat kita-kita asli Pemalang untuk selalu berkreatif yang bisa mengharumkan nama Pemalang. Apapun kreatif sampean-sampean.kaos khas Pemalang, wisata unik Pemalang, kuliner-kuliner khas Pemalang atau hal lainnya. Semoga Pemalang tetep Jaya, tentrem, ayem, dan tempat paling nyaman untuk
aku, bapak ku, ibuku, sedulur semua dan teman-teman seperjuangan.
I LOVE PEMALANG.
E.N.Yanottama ( たま)
Rabu, 11 November 2015
Jumat, 23 Oktober 2015
periklanan dan pemasaran
Iklan & Pemasaran Organisasi Periklanan
Diajukan
guna memenuhi syarat nilai mata kuliah Periklanan
Dosen
pengajar H.Nuruzzaman, S.Ag.,M.I.Kom.

Disusun
oleh :
Elang Nagara
Yanottama (
Ikom
C Semester 5
Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas
Swadaya Gunung Jati
Cirebon
2015
/ 2016
BAB
1
PENDAHULUAN
Iklan merupakan
salah satu media komunikasi pemasaran yang kerap digunakan dalam aktivitas
ekonomi dalam upaya mengenalkan produk kepada konsumen. Situasi pasar yang
kompetitif menjadikan tidak ada suatu bisnis yang mampu bertahan lama tanpa
didukung oleh bauran komunikasi pemasaran semisal iklan yang efektif dan
efisien. Iklan sebagai salah satu sarana pemasaran produk barang atau jasa
harus mampu tampil menarik dan persuasif (Jefkins, 1997:15). Tentu ketika kita
melihat semakin bertambahnya jumlah penduduk maka tidak mungkin pula semakin
besarnya kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menjadi
suatu konsekuensi bagi para produsen yang hadir dalam upaya menjawab pemenuhan
kebutuhan masyarakat melihat hadirnya persaingan diantara berbagai perusahaan
terkait. Salah satu jalan yang ditempuh oleh perusahaan adalah dengan kemampuan
mengelola dan menyampaikan informasi kepada konsumen terkait produknya melalui
aktivitas periklanan.
Dalam strategi
pemasaran modern, keberadaan iklan sudah menjadi tuntutan yang tidak dapat
dihindari demi sebuah produk yang ditawarkan agar mendapat perhatian dalam
kehidupan masyarakat. Bentuk iklan produk yang ditampilkan dalam berbagai ruang
dan media baik media cetak maupun elektronik, sebagian dari penanda verbal
maupun nonverbal tidak memiliki hubungan antara produk barang atau jasa yang
dipasarkan. Interpretasi iklan lewat berbagai media tersebut cenderung
membangun realitasnya dalam membangun nilai guna suatu produk. Nilai yang
ditampilkan agar memperoleh respon yang kuat dari konsumen. Oleh karena itu,
representasi yang dibentuk dari suatu produk mengandung unsur-unsur lain
misalnya media pemasaran tersebut telah membentuk citra diri individu, gaya
hidup sekelompok orang, dan kepuasan untuk kalangan tertentu. Pihak pembuat
iklan harus memperhatikan isi pesan, struktur pesan, format pesan, dan sumber
pesan iklan agar pesan yang disampaikan dalam iklan sampai pada konsumen dan
mudah diingat, sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dalam
hal dorongan kebutuhan, keinginan, motivasi dan pengaruh lingkungan sekitar.
Dari sisi konsumen, iklan sendiri dipandang sebagai suatu media penyedia
informasi tentang kemampuan, harga, fungsi produk, maupun atribut lainnya yang
berkaitan dengan suatu produk
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
IKLAN DAN PEMASARAN
Iklan dan
pemasaran atau marketing sangat penting bagi sebuah perusahaan atau organisasi
untuk memperkenalkaan produk atau jati diri perusahaan atau organisasi
tersebut.
Iklan adalah cara penyampaian pesan
tentang produk, jasa, atau ide secara kreatif
untuk menarik calon konsumen sebagai komunikan. Sedangkan, pemasaran
adalah segala kegiatan yang terkait dengan iklan atau penjualan secara eceran.
Kegiatan pemasaran mencakup sejumlah kegiatan seperti pemasaran, penentuan
harga, atau perencanaan produk.
Pemasaran pada dasarnya mencakup
segala kegiatan tersebut, namun demikian pemasaran ternyata lebih dari sekedar
kegiatan-kegiatan tersebut. Berbagai kegiatan seperti pembujukan, promosi,
publikasi, semuuanya adalah kegiatan pemasaran. Namun begitu, pemasaran
bukanlah semataa-mata kegiatan seperti menjual dan mempromosikan sesuatu.
Pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental, suatu cara
berpikir yang membimbing anda melakukan sesuatu yang tidak selalumenjual benda
tetapi juga menjual gagasan-gagasan, karir, tempat (pariwisata, rumah, lokasi
industri), undang-undang, jasa (pengangkutan, penerbangan, pemotongan rambut,
kesehatan), hiburan dan kegiatan-kegiatan nirlaba seperti yayasan-yayasan
sosial dan keagamaan.
B.
IKLAN
Iklan
merupakan salah satu bentuk promosi yang paling penting dan dikenal oleh
masyaarakat luas. Bentuk yang beragam mampu membuat aundiens yang melihat atau
mendengar menjadi tertarik. Sebab inilah, mengapa iklan menjadi andalan bagi
perusahaan atau orgaanisasi tertentu untuk menggunakan iklan sebagai alat
pemasaran mereka. Selain itu, iklan di media massa dinilai efisiens dari segi
biaya untuk mencapai audiens dalam jumlah besar.
Belanja iklan di Indonesia pada
tahun 2005 tercatat sekitar Rp. 23 triliun rupiah. Televisi mendominasi 70%
(sekitar 16 triliun) dari nilai belanja iklan tersebut, surat kabar 6 triliun,
majalah dan tabloid sekitar 1 triliun. Iklan di media massa dapat digunakan untuk
menciptakan citra merek dan daya tarik simbolis bagi suatu perusahaan. Hal ini
menjadi sangat penting khususnya bagi produk yang suli dibedakaan dari segi
kualitas atau fungsinya dengan produk saingan.
Sifat dan tujuan iklan berbeda
antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, antara saatu jenis industri
dengan industri lainnya, dan antara satu situasi dengan ssituasi lainnya.
Demikian dengan konsumen yang menjadi target suaatu iklan juga berbeda antara
satu jenis produk dengan produk lainnya.
Secara umum iklan memiliki fungsi
dan tujuan sebagai berikut :
a. Memberikan informasi
Iklan di gunakan oleh produsen atau
perusahaan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai produk
perusahaan. Informasi – informasi tersebut dapat berupa menjelaskan mengenai
kegunaan, kemampuan, cara kerja, keunggulan, kualitas, serta harga produk.
Informasi mengenai produk sangat di perlukan apalagi terhadap suatu produk yang
baru di pasarkan. Hal ini di lakukan agar konsumen mengetahui bahwa ada produk
baru. Tentunya hal tersebut juga dapat membantu bagi produsen atau perusahaan
dalam membangun citra produk.
b. Membujuk
Bentuk periklanan ini bersifat
membujuk masyarakat untuk melakukan pembelian terhadap produk atau merek
perusahaan dan kemudian melakukan pembelian ulang. Tujuannya adalah menciptakan
permintaan terhadap produk atau merek tersebut. Hal ini tentu penting bagi
produk pada masa persaingan. Dengan berusaha untuk meyakinkan akan keunggulan
produk atau merek perusahaan terhadap produk pesaing dan di harapkan dapat
mengubah persepsi masyarakat terhadap produk atau merek perusahaan sehingga
dapat membujuk masyarakat untuk segera melakukan pembelian serta membujuk
konsumen pesaing untuk berpindah ke merek perusahaan.
c. Mengingatkan
Yaitu iklan yang bertujuan mengingatkan
kembali kepada masyarakat terhadap produk atau merek perusahaan. Ketika
masyarakat membutuhkan produk atau merek tertentu, maka mereka akan mengingat
produk atau merek perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya sekarang dan di masa
yang akan datang. Periklanan ini sangat bermanfaat bagi produk yang berada pada
tahap kedewasaan. Selain itu, bentuk periklanan ini juga berusaha untuk
memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa pilihannya tepat.
d. Memberikan Nilai Tambah
Dengan iklan yang efektif dapat
memberikan nilai tambah terhadap produk atau merek tertentu sehingga produk
atau merek tersebut dapat dipersepsikan lebih mewah, lebih modern, lebih
fleksible, lebih bergaya dan lebih bergengsi. Sehingga secara keseluruhannya
produk tersebut dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen jika di
bandingkan dengan produk pesaing.
e. Mendukung Usaha Promosi
Lainnya
Iklan juga dapat di gunakan untuk
membantu meningkatkan komunikasi produk dalam bentuk sales promotion serta
membantu pemasaran produk dalam bentuk komunikasi promosi yang lainnya.
Dari penjabaran mengenai fungsi dan
manfaat iklan secara umum dapat di ketahui bahwa iklan memiliki peranan yang
sangat penting bagi suatu perusahaan dalam memasarkan produk barunnya agar
dapat di kenal oleh masyarakat. Dengan menggunakan media iklan, memberikan
informasi kepada masyarakat dapat lebih efektif dan dengan biaya yang relative
murah.
Tujuan akhir
dari periklanan adalah menciptakan mega brand. Tetapi bagi kebanyakan produsen
atau perusahaan yang produknya telah menjadi mega brand, mereka menurunkan
kualitas produknya sedikit demi sedikit. Akibatnya konsumen akan beralih ke
produk lain. Sehingga penting bagi produsen untuk tetap mempertahankan atau
meningkatkan kualitas produknya dan terus berinovasi dengan terus menciptakan
produk yang sesuai dengan harapan konsumen , dapat pula dilakukan dengan cara
membuat tampilan produk se-unik mungkin. Sehingga menjadi suatu ciri khas dari
produk dan akan selalu di ingat oleh masyarakat
C.
PEMASARAN
Pemasaran adalah
salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu
perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup
usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu
kegiatan perusahaan, di mana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka
kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung
dalam kaitannya dengan pasar.
Kotler (2001) mengemukakan definisi pemasaran
berarti bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial
dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat
dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu
perusahaan.
Menurut Stanton
(2001), definisi pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan
baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Dari definisi
tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan usaha
terpadu untuk menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada
usaha pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang
diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran
perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin
mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen. Perusahaan harus secara penuh
tanggung jawab tentang kepuasan produk yang ditawarkan tersebut. Dengan
demikian, maka segala aktivitas perusahaan, harusnya diarahkan untuk dapat
memuaskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan untuk memperoleh laba.
Promosi penjualan merupakan unsur
kunci dalam kampanye pemasaran. Promosi penjualan menurut Kotler :
Promosi penjualan terdiri dari
kumpulan alat-alat insentif yang beragam, sebagian besar berjangka pendek,
dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk / jasa tertentu secara lebih
cepat dan / atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang.
Iklan menawarkan alasan untuk
membeli, sedangkan promosi penjualan menawarkan insentif untuk membeli. Promosi
penjualan mencakup alat untuk :
·
Promosi
konsumen (sampel, kupon, tawaran pengembalian uang, potongan harga, premi,
hadiah, hadiah langganan, percobaan gratis, garansi, promosi berhubungan,
promosi silang, pajangan, dan demonstrasi di toko tempat pembelian).
·
Promosi
perdagangan (potongan harga, tunjangan iklan dan pajangan, dan barang gratis)
·
Promosi
bisnis dan wiraniaga (misalnya pameran dan konvensi perdagangan, kontes untuk
wiraniaga dan iklan khusus)
Ø Tujuan Promosi Penjualan
a. Terhadap konsumen : tujuan meliputi
mendorong pembelian dalam unit yang lebih besar, menciptakan percobaan produk
diantara orang yang bukan pemakai, dan menarik orang orang yang sering berganti
merek jauh dari pesaing.
b. Terhadap pengecer : tujuan mencakup
membujuk pengecer supaya menjual produk-produk baru dan menyimpan level
persediaan yang lebih tinggi, mendorong pembelian di luar musim, mendorong
penyimpanan produk-produk yang berhubungan, mengimbangi promosi pesaing,
membangun kesetiaan merek, serta memasuki toko-toko eceran baru.
c. Terhadap wiraniaga : tujuan mencakup
mendorong dukungan terhadap produk atau model baru, mendorong lebih banyak
calon pelanggan, dan mendorong penjualan di luar musim.
D.
ORGANISASI PERIKLANAN
Secara umum, kegiatan periklanan dpt dilakukan dengan beberapa macam
cara, diantaranya :
1. Dilakukan
oleh perusahaan itu sendiri.
dalam pola seperti
ini, kegiatan periklanan yang dilakukan oleh salah satu bagian perusahaan itu
sendiri, dalam dunia periklanan disebut dengan
in-house advertising.
biasanya perusahaan mempunyai bagian atau departemen tersendiri
(pemasaran) yang dalam salah satu aktivitasnya melakukan kegiatan periklanan,
untuk meningkatkan penjualan
• aktivitas
periklanan jg sering dilakukan oleh bagian Humas dgn cara menyampaikan pesan yg bertujuan utk membentuk, memelihara dan
meningkatkan citra baik perusahaannya.
• krn
memiliki tujuan yg sejalan dgn pemasaran, maka dewasa ini muncul keinginan
terbentuknya devisi khusus dalam perusahaan berkaitan dengan Humas utk
mendukung kegiatan pemasaran, yaitu devisi Marketing Public Relations (MPR).
2.
Dilakukan dengan menyerahkan sebagian
kegiatan periklanan kpd perusahaan dibidang jasa periklanan.
Dalam pola ini, perusahaan
menyerahkan sebagian kegiatan periklanan kepada perusahaan khusus yang bergerak
dibidang jasa periklanan, namun sebagian kegiatan periklanan yang lain masih
ditangani oleh perusahaan itu sendiri. Keduanya harus berjalan secara sinergis.
3. Dilakukan
dgn menyewa perusahaan khusus (Biro Iklan)
Biro iklan sering didefinisikan
sebagi organisasi yang independen yg disewa oleh perusahaan untuk mengurusi
kegiatan periklanannya. Sementara perusahaan yang menggunakan jasa biro iklan
disebut sbg klien (client). dalam pola ini, biro iklan mrpkn
pihak yg hrs bertanggung jwb atas seluruh kegiatan periklanan, dr perencanaan,
pelaksanaan hingga evaluasi. Sebab kegiatannya akan mempengaruhi maju mundurnya
perusahaan.
Dalam kitab Etika Pariwara Indonesia (EPI), biro iklan
(advertising agency) diartikan sebagai suatu organisasi usaha yang memiliki
keahlian untuk merancang, mengkoordinasi, mengelola, dan atau memajukan merek,
pesan, dan atau komunikasi pemasaran untuk dan atas nama pengiklan dengan
memperoleh imbalan atas layanannya tersebut. Dengan demikian, perusahaan
periklanan adalah termasuk kategori perusahaan jasa. Bisnis periklanan di
Indonesia termasuk salah satu bisnis yang berkembang cukup pesat. Jumlah
anggota Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) dari tahun ke tahun
menunjukan kenaikan (total per akhir 2005 terdaftar 412 perusahaan periklanan
di seluruh Indonesia dengan nyaris 50%-nya berada di DKI Jakarta).
Media massa baru juga semakin bermunculan, baik itu
stasiun TV maupun media cetak. Semakin banyak pula perguruan tinggi yang
membuka jurusan periklanan, komunikasi, disain grafis dan sejenisnya selain
kursus-kursus singkat mengenai berbagai keahlian dalam bekerja di perusahaan
periklanan.Berkarir di biro iklan bagi sebagian orang dianggap menarik karena
biro iklan dianggap tempat kerja yang kreatif, dinamis dan berjiwa muda.
Walaupun demikian, tak dapat dipungkiri bahwa sebenarnya bekerja di biro iklan
juga memiliki tingkat stress kerja yang cukup tinggi.
Secara
umum, struktur organisasi suatu biro iklan dapat digambarkan sebagai berikut:
Berdasarkan
struktur di atas, secara umum, ada beberapa fungsi di biro iklan yang bisa menjadi
pilihan berkarir; yaitu:
1.Bina
Usaha (Account Management)
Secara singkat, departemen ini berfungsi sebagai
‘jembatan’ antara klien-klien suatu biro iklan dengan departemen-departemen
lainnya di biro iklan tersebut. Saat ia menghadapi klien, maka ia mewakili biro
iklannya dalam mendapatkan informasi tentang apa saja kebutuhan klien untuk
suatu program komunikasi pemasaran dari produk/jasa klien tersebut. Ia harus
dapat menangkap dengan jeli peluang-peluang usaha yang mungkin dapat ia peroleh
dari klien-kliennya. Ia juga harus mampu berpikir secara strategis untuk
membantu memecahkan masalah komunikasi pemasaran dari kliennya.
2.Perencanaan Strategis
(Strategic Planning)
Departemen ini berfungsi untuk membantu departemen Bina
Usaha dan Kreatif dalam menemukan ide-ide dasar pemecahan masalah komunikasi
pemasaran dari klien biro iklan. Pada beberapa biro iklan, fungsi ini masih
digabungkan dengan fungsi dari departemen Bina Usaha. Tugas utama dari
departemen ini adalah untuk ‘menerjemahkan’ taklimat (brief) dari klien agar
memudahkan tim kreatif mengembangkan ide-ide mereka. Suatu taklimat dari klien
pada prinsipnya adalah suatu problem. Seorang Perencana Strategis (Strategic
Planner) harus mampu memperoleh alternatif pendekatan terbaik untuk memecahkan
permasalahan klien tersebut.
3.Kreatif
Departemen ini berfungsi sebagai ‘dapur’ dari suatu biro
iklan. Di departemen inilah permasalahan komunikasi pemasaran klien dicoba
dipecahkan. Tim kreatif memperoleh masukan dari para Perencana Strategis.
Kualitas dari taklimat yang diperoleh dari Perencana Strategis inilah yang akan
menentukan titik awal kualitas keluaran dari suatu tim kreatif; seperti kata
pepatah Inggris: Garbage In, Garbage Out.Selain menemukan ide-ide kreatif untuk
memecahkan masalah tersebut, tim kreatif juga harus memikirkan media apa saja
yang akan sesuai untuk menjadi sarana komunikasi produk/jasa tersebut.
Biasanya, hal ini akan membutuhkan kerja-sama dengan Departemen Media.
4.Media
Departemen ini
bertanggung-jawab dalam memberikan solusi kepada klein berkaitan dengan
pengaturan anggaran/biaya pemasangan iklan klien di media massa. Dalam
Departemen ini biasanya terdapat beberapa sub-fungsi yaitu: Perencanaan Media
(Media Planning), Negosiasi Media (Media Negotiation), dan Pelaksanaan Media (Media
Implemention atau Media Buyer). Tugas utama dari seorang Perencana Media (Media
Planner) adalah untuk memastikan bahwa anggaran/biaya pemasangan iklan suatu
klien/produk akan mencapai suatu tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi.
Efektif dalam pengertian media yang digunakan akan mampu menjangkau sasaran
konsumen utama dari produk klien tersebut. Efisien dalam pengertian klien
mendapatkan harga terbaik yang mampu menjangkau sasaran konsumuen utamanya
sebanyak mungkin. Dalam melakukan perhitungan efektifitas dan efisiensi
tersebut seorang Perencana Media harus memahami bauran media (media mix)
seperti apa yang dapat mencapai kondisi optimal yang diharapkannya.
E.
PUBLISITAS
1.
Definisi Publisitas
Publisitas
merupakan istilah yang popular bukan saja dalam dunia PR tapi dalam dunia
sehari-sahari. dalam pandangan Judith Rich (dalam Lesly, 1992:257), tak ada
batasan untuk ruang kreatif kegiatan publisitas itu, selain batasan-batasan
etika. Namun kreatifitas yang menghasilkan karya yang bagitu kreatif dan
menyenangkan namun tak memberikan apa-apa bagi apa yang dipublikasikan.
Artinya, kreatifitas disini adalah kreatifitas untuk mewujudkan atau mencapai
tujuan organisasi. Publisitas adalah penempatan berupa artikel, tulisan, foto,
atau tayangan visual yang sarat nilai berita baik karena luar biasa, penting,
atau mengandung unsur-unsur emosional, kemanusiaan, dan humor) secara gratis
dan bertujuan untuk memusatkan perhatian terhadap suatu tempat, orang, orang,
atau suatu institusi yang biasanya dilakukan melalui penerbitan umum.
Publisitas
yaitu kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang, organisasi atau
perusahaan di media massa. Dengan kata lain , publisitas adalah upaya orang
atau organisasi agar kegiatanya diberitakan media massa. Publisitas lebih menekankan
pada proses komunikasi satu arah. Kata publisitas berasal dari kata inggris,
publicity yang memiliki pengertian sebagai berikut:publicity. is information
From an outside source that is used by the media because the information has
news value. It is an uncontrolled method of placing massages in the media
because the source does not pay the media placement. (Publisitas adalah
informasi yang berasal dari sumber luar yang digunakan oleh media massa karena
informasi itu memiliki nilai berita. Publisitas merupakan sebuah metode yang
tidak dapat terkontrol, dalam penempatan pesan di media massa karena sumber
tidak membayar media untuk memuat berita bersangkutan). Dengan demikian
publisitas adalah informasi yang bukan berasal dari media massa atau bukan pencarian
wartawan mediamassa itu sendiri namun media massa mengunakan informasi itu
karena memiliki nilai berita.
Media
massa kerap melaporkan berita publisitas karena merupakan cara yang mudah dan
ekonomis untuk mendapatkan berita dibanding harus mencari sendiri yang
membutuhkan lebih banyak tenaga dan biaya. Lawrence & Dennis L. Wilcox
(pakar humas dari San Jose State University) juga menyatakan publisitas sebagai
informasi yang tidak perlu membayar ruang-ruang pemberitaannya/penyiarannya
namun disaat yang sama tidak dapat dikontrol oleh individu/perusahaan yang
memberikan informasi, sebagai akibatnya informasi dapat mengakibatkan
terbentuknya citra dan mempengaruhi orang banyak dan dapat berakibat
aksi-dimana aksi ini dapat menguntungkan atau merugikan saat informasi
dipublikasikan. Menurut Lesly (1992:6), Publisitas adalah penyebaran pesan yang
direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan lewat media tertentu untuk
kepentingan tertentu dari organisasi dan perorangan tanpa pembayaran tertentu
pada media. Ada juga yang menyebutkan publisitas itu sekedar pemberian saran
yang mengarahkan para wartawan untuk memasukkan nama perusahaan atau produk
kedalam berita di koran, majalah, acara TV dengan memberikan ide berita, orang
yang diwawancarai, informasi latar dan bahan-bahan lain. David F. Rahmacitti
(1990;5). Publisitas adalah berita yang ditulis oleh media massa yang mencakup
pemberitahuan tentang suatu produk, layanan-layanan, acara-acara, posisi,
pekerja, kontribusi, sejarah, atau tujuan dari suatu bisnis, agensi atau
kelompok.
Publisitas
ini merupakan salah satu cara promosi yang ketiga, yaitu selah satu kegiatan
yang melengkapi metode-metode penjualan seperti advertensi, promosi penjualan
dan penjual oleh perorangan. Mengenai definisi publisitas, philip Kotler
mengutipnya dari dafinisi yang diberikan oleh American Marketing Assosiation
sebagai berikut : “publicity: non personal stimulation for a product, service
or business unit by commercially significant news about it in a medium or
obtaining favourable presentation radio, television or stage that is not paid
the sponsor”. Publisitas adalah merupakan dorongan yang sifatnya tidak
perorangan terhadap permintaan akan suatu produk, jasa ataupun satuan usaha
dengan jalan memuat berita-berita yang sifatnya komersil di dalam media yang
dipublikasikan atau penyajiannya secara tepat melalui televisi, radio, atau
bioskop-bioskop dan kesemuanya ini tidak dibayar oleh sponsor.
Berdasarkan
pendapat-pendapet tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa publisitas
merupakan keterangan tentang suatu produk tertentu yang disebutkan dalam bentuk
berita, hal mana merupakan keuntungan karena dalam pelaksanaannya tidak dibayar
oleh sponsor, dengan demikian publisitas mempunyai potensi untuk mendorong
penjualan.
Dari
definisi di atas, bahwa media massa mau menerima sumbangan berita atau
informasi serta artikel dan tulisan dari pihak luar, sepanjang tulisan tersebut
memiliki nilai berita yang cukup tinggi untuk dapat dimuat. Dalam definisi
tersebut tidak disebutkan akan adanya kewajiban untuk membayar atau membeli
semacam ruang dan waktu tertentu seperti dalam iklan. Artinya, jika suatu
organisasi/perusahaan, perorangan, bisa mengemas sebuah cerita atau artikel
tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan organisasinya menjadi sebuah tulisan
yang bernilai berita cukup tinggi maka media massa tidak akan ragu-ragu untuk
memuatnya, tanpa dipungut biaya apapun.
Hal
inilah yang menyebabkan Publisitas dikategorikan sebagai metode komunikasi
massayang tidak terkontrol, karena diliput tidaknya sebuah berita oleh media
massa benar-benar tergantung dari layak muat tidaknya sebuah berita. Walaupun
dibandingkan dengan iklan tampak bahwa publisitas kurang pasti sifatnya, namun
dari aspek kredibilitas pesan publisitas biasanya dianggap memiliki nilai yang
lebih tinggi. Hal ini disebabkan adanya persepsi di masyarakat, bahwa iklan
dianggap sebagai sebuah pesan yang persuasif serta penuh dengan bujuk rayu
mengajak khalayak untuk membeli sebuah produk.
Lain halnya jika sebuah cerita atau informasi
muncul di media massa sebagai berita. Berita dipersepsi sebagai suatu kejadian
yang faktual, yang benar terjadi, dan karenanya dianggap lebih jujur dan dapat
dipercaya.
High
Veracity, yaitu publisitas dianggap oleh pembacanya sebagai sesuatu yang benar
sebab pemberitaannya tidak memihak atau dianggep netral, dalam majalah dan
surat kabar maupun TV.
a) Off-guard,
yaitu bahwa publisitas merupakan berita dalam surat kabar yang dibaca oleh
setiap orang, sehingga mau tidak mau berita tentang perusahaan juga terbaca.
Dalam hal ini berarti bahwa publisitas dapat sampai ke konsumen meskipun
seolah-olah konsumen mempunyai penjaga, jika dianggap publisitas tersebut lolos
dari penjaganya.
b)
Dramatization, yaitu bahwa publisitas dapat menggambarkan keadaan produk
perusahaan itu dengan jelas, misalnya dalam film, slide serta dapat
didramatisir dalam bentuk cerita yang sedemikian rupa hingga produk dapat
digambarkan dengan jelas.
Publisitas
mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
a) Publisitas dapat
menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca, sebuah iklan.
b) Publisitas
dapat ditempatkan pada halaman depan dari sebuah surat kabar atau pada posisi lain
yang mencolok.
c) Lebih dapat
dipercaya, apabila sebuah surat kabar atau majalah mempublisitas sebuah cerita
sebagai berita, pembaca menggangap bahwa cerita tersebut merupakan berita dan
berita umumnya lebih dipercaya daripada iklan.
d) Publisitas
jauh lebih murah karena dilakukan secara bebas tanpa dipungut biaya.
Seperti
telah dijelaskan di atas, bahwa publisitas menawarkan beberapa keuntungan
antara lain tidak ada pengeluaran biaya untuk berita yang disiarkan, walaupun
dikatakan tidak ada pengeluaran biaya, namun pada kenyataanya bukan berarti
100% publisitas perusahaan tidak mengeluarkan biaya.Terlebih lagi, publisitas
juga unggul dari aspek ekonomi. Iklan dipungut biaya, sedangkan liputan media
publisitas bebas biaya sehingga melalui publisitas organisasi , seseorang jelas
lebih diuntungkan. Publisitas dianggap lebih kredibel daripada iklan dan
karenanya disebut sebagai kegiatan komunikasi yang tidak bisa dikontrol, karena
tergantung dari besar kecilnya nilai berita yang ada di sebuah kegiatan
publikasi. Kegiatan publisitas di media massa tidak dikenakan biaya apapun.
2. Fungsi Publisitas
Salah
satu fungsi bulisitas yaitu: Sebagai kegiatan dalam dunia politik dikenal salah
satunya adalah publisitas politik. Publisitas ini merupakan upaya mempopulerkan
diri kandidat atau institusi partai yang akan bertarung dalam pemilu. Yang
diberitakan/menginformasikannya mellalui mediamassa. Ada empat bentuk
publisitas yang dikenal dalam khazanah komunikasi politik.
Pertama,
dikenal sebagai pure publicity yakni mempopulerkan diri
melalui aktivitas masyarakat dengan setting sosial yang natural atau apa
adanya. Misalnya saja, bulan Ramadhan dan Idul Fitri merupakan siklus aktivitas
tahunan sehingga menjadi realitas yang apa adanya. Kandidat/seseorang,
organisasi bisa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memasarkan dirinya. Misalnya
dengan mengucapkan “Selamat Menjalani Bulan Ramadhan” atau “Selamat hari Raya
idul fitri” dengan embel-embel nama atau photo kandidat. Semakin banyak jenis
bentuk pure publicity yang siarkan di media massa, maka akan
semakin populer sesorang atau organisasi tersebut. Kedua, free ride
publicity yakni publisitas dengan cara memanfaatkan akses atau
menunggangi pihak lain untuk turut mempopulerkan diri. Misalnya saja dengan
tampil menjadi pembicara di sebuah forum yang diselenggarakan pihak lain,
menjadi sponsor gerakan anti narkoba, turut berpartisipasi dalam pertandingan
olahraga di sebuah daerah kantung pemilih dan lain-lain. Ketiga, tie-in
publicity yakni dengan memanfaatkan extra ordinary news (kejadian
sangat luat biasa). Misalnya saja peristiwa tsunami, gempa bumi atau banjir
bandang. Kandidat dapat mencitrakan diri sebagai orang atau partai yang
memiliki kepedulian sosial yang tinggi sehingga imbasnya memperoleh simpati
khalayak. Sebuah peristiwa luar biasa, dengan sendirinya memikat media untuk
meliput. Sehingga partisipasi dalam peristiwa semacam itu, sangat menguntungkan
kandidat. Keempat, paid publicity sebagai cara mempopulerkan
diri lewat pembelian rubrik atau program di media massa. Misalnya, pemasangan
advertorial, Iklan spot, iklan kolom, display atau pun juga blocking time
program di media massa. Secara sederhananya dengan menyediakan anggaran khusus
untuk belanja media.
Fungsi
publisitas tidak lepas dari fungsi komunikasi massa. Sejumlah upaya mencoba
mensistimasisasikan fungsi utama komunikasi massa, yang pada mulanya dimulai
oleh Lasswell (1948) yang memberikan ringkasan/kesimpulan mengenai fungsi dasar
komunikasi sebagai berikut: pengawasan lingkungan; pertalian (korelasi)
bagian-bagian masyarakat dalam memberikan respon terhadap lingkungannya;
transmisi warisan budaya. Fungsi pengawasan sosial merujuk pada upaya
penyebaran informasi dan interpretasi yang obyektif mengenai berbagai peristiwa
yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan sosial dengan tujuan kontrol
sosial agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Fungsi korelasi sosial
merujuk pada upaya pemberian interpretasi dan informasi yang menghubungkan satu
kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya atau antara satu pandangan
dengan pandangan lainnya dengan tujuan mencapai konsensus. Fungsi sosialisasi
merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi
lainnya, atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya.
Hambatan Komunikasi Lintas Budaya
Hambatan
Komunikasi
Lintas Budaya
Diajukan
guna memenuhi syarat nilai mata kuliah Komunikasi Lintas Budaya
Dosen
pengajar Mahmudah, S.Ag.,M.I.Kom.

Disusun
oleh :
Elang
Nagara Yanottama
113100066
Ikom
C Semester 5
Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas
Swadaya Gunung Jati
Cirebon
2015
/ 2016
Kata Pengantar
Asalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur
penulis panjatkan terhadap kehadiran Allah SWT. Karena atas limpahan Rahmat dan
hidayatnya penulis dapat merampungkan Makalah ini. Tak lupa sholawat serta
salam kepada Nabi besar kita Muhammad SAW, yang telah menuntun kita di jalan
kebenaran.
Pertama-tama
penulis sampaikan terimakasih kepada teman-teman, Dosen, dan terutama Untuk
orangtua yang selalu mendukung penulis hingga dapat menyelesaikan makalah ini,
dengan terselesaikanya makalah ini penulis harap dapat membantu teman-teman
kususnya dalam bidang wawasan seputar “Komunikasi Lintas Budaya”. Sehingga
penulisan makalah ini mempunyai manfaat.
penulis
menyadari bahwa masih banya tulisan dan isi dari makalah ini masih banyak
kekuranganya, sehingga dari itu semua penulis ingin meminta maaf atas
kekurangan tulisan dan isi makalah ini, penulis harapkan apabila terdapat
kealahan dan kekurangan dalam makalah ini rekan-rekan sekalian dapat mengoreksi
dan memberikan masukan guna penyusunan tulisn yang lebih baik lagi.
Akhirkata
WasalamuAlaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Cirebon, Oktober 2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan sebuah proses dimana sebuah
interaksi antara komunikan dan komunikator yang melakukan pertukaran pesan
didalamnya yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung, komunikasi
sendiri bisa dikatakan merupakan hal yang paling krusial dalam kehidupan ini. Sebuah
interaksi sosial bisa tidak berarti apa-apa jika komunikasi didalamnya tidak
berjalan pada semestinya, begitu juga dalam dunia professional atau dunia
kerja, komunikasi merupakan hal yang penting dalam memberikan instruksi dari pemimpin
kebawahan atau sebaliknya.
Budaya yang
bahasa Inggris culture atau dari bahasa Latin colere yang berarti merawat,
memelihara dan menjaga. Pada abad pertengahan kata budaya belum digunakan, baru
pada abad ke 17 kata latin cultura dipergunakan dalam hubungan dengan alam dan
pengembangan kemampuan spiritual. Budaya merujuk pada segala yang diciptakan
oleh manusia, maksud dan tujuan budaya adalah untuk kesempurnaa manusia.
Secara umum
komunikasi antarbudaya adalah “Proses saling berbagai informasi, pengetahuan,
perasaan dan pengalaman yang dilakukan oleh manusia dari berbagai budaya.
Setiap budaya memiliki nilai-nilai dan sikap-sikap yang dikomunikasikan,
sepertinya cara orang Jepang yang yang membungkukan badan satu sama lain,
berbeda dengan gaya penyambutan oleh bangsa lainnya didunia. Sehingga setiap
orang harus dapat memahami secara lengkap semua tatanan struktur dan proses
komunikasi, misalnya dalam komunikasi Etnik dari beberapa kelompok budaya yang
berbeda sehingga dapat disampaikan dan diterima pesan komunikasi secara benar.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah dalam makalah ini yaitu :
1.
Apakah
pengertian dari Komunikasi Lintas Budaya?
2.
Apa
saja Faktor-faktor penghambat Komunikasi Lintas Budaya?
3.
Bagaimana
cara mengatasi hambatan dalam komunikasi lintas budaya?
4.
Apakah
pengaruh komunikasi lintas budaya pada masyarakat luas?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Komunikasi Lintas Budaya
Komunikasi lintas budaya
adalah proses interaksi antarpribadi
yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang
berbeda. Apapun definisi yang ada mengenai komunikasi antar budaya
(intercultural communication) menyatakan bahwa komunikasi antar budaya terjadi
apabila terdapat dua budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang
melaksanakan proses komunikasi.
Menurut Liliweri bahwa proses
komunikasi antar budaya merupakan interaksi antarpribadi dan komunikasi
antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang
kebudayaan yang berbeda. Apapun definisi yang ada mengenai komunikasi antar
budaya (intercultural communication) menyatakan bahwa komunikasi antar budaya
terjadi apabila terdapat 2 (dua) budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut
sedang melaksanakan proses komunikasi.
Secara umum komunikasi antarbudaya
adalah “Proses saling berbagai informasi, pengetahuan, perasaan dan pengalaman
yang dilakukan oleh manusia dari berbagai budaya. Setiap budaya memiliki
nilai-nilai dan sikap-sikap yang dikomunikasikan, seperti cara orang Jepang
yang yang membungkukan badan satu sama lain untuk saling sapa dan menghormati,
berbeda dengan gaya penyambutan oleh bangsa lainnya didunia. Sehingga setiap
orang harus dapat memahami secara lengkap semua tatanan struktur dan proses
komunikasi, misalnya dalam komunikasi Etnik dari beberapa kelompok budaya yang
berbeda sehingga dapat disampaikan dan diterima pesan komunikasi secara benar.
Dalam proses komunikasi tersebut
sering terjadi ketidak pahaman atau sering isebut mis communication, hal ini
terjadi karena kebudayaan orang atau individu yang berkomunikasi berbeda
contohnya adalah kasus anggukkan kepala, dimana di Amerika Serikat anggukkan
kepala mempunyai arti bahwa orang tersebut mengerti sedangkan di Jepang anggukkan
kepala tidak berarti seseorang setuju melainkan hanya berarti bahwa orang
tersebut mendengarkan. Dengan memahami mengenai komunikasi antar budaya maka
hambatan komunikasi semacam ini dapat kita lalui.
B.
Hambatan
Komunikasi Lintas Budaya
Seperti yang dijelaskan diatas
bahwasanya komunikasi Lintas Budaya juga memiliki hambatan. Hambatan komunikasi
dalam komunikasi antar budaya mempunyai bentuk seperti sebuah gunung es yang
terbenam di dalam air. Dimana hambatan komunikasi yang ada terbagi dua menjadi
yang diatas air (above waterline) dan dibawah air (below waterline).
Faktor-faktor hambatan komunikasi antar budaya yang berada dibawah air (below
waterline) adalah faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang,
Hambatan semacam ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Sedangkan
hambatan komunikasi antar budaya yang berada diatas air (above waterline) mudah
untuk dilihat karena hambatan-hambatan ini banyak yang berbentuk fisik.
Jenis-jenis Hambatan-hambatan
Komunikasi Lintas Budaya (Below Waterline)
Ø persepsi
(perceptions)
Ø norma
(norms)
Ø stereotip
(stereotypes)
Ø aturan
(rules)
Ø nilai (values)
Ø grup
cabang (subcultures group)
Ø jaringan
(networks)
Jenis-jenis Hambatan-hambatan Komunikasi Lintas
Budaya (Above Waterline)
ð fisik
(physical)
ð budaya
(cultural)
ð persepsi
(perceptual)
ð motivasi
(motivational)
ð pengalaman
(experiantial)
ð emosi
(emotional)
ð bahasa
(linguistic)
ð bahasa tubuh (nonverbal)
ð kompetisi (competition)
C.
Pentingnya
Komunikasi Lintas Budaya
Budaya-budaya
yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda dan karenanya ikut
menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan cara berkomunikasi kita
yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang ada pada
masing-masing budaya. Sehingga sebenarnya dalam setiap kegiatan komunikasi kita
dengan orang lain selalu mengandung potensi Komunikasi Lintas Budaya atau antar
budaya, karena kita akan selalu berada pada “budaya” yang berbeda dengan orang
lain, seberapa pun kecilnya perbedaan itu. Perbedaan-perbedaan ekspektasi
budaya dapat menimbulkan resiko yang fatal, setidaknya akan menimbulkan
komunikasi yang tidak lancar, timbul perasaan tidak nyaman atau timbul
kesalahpahaman. Akibat dari kesalahpahaman-kesalahpahaman itu banyak kita temui
dalam berbagai kejadian yang mengandung etnosentrisme dewasa ini dalam wujud
konflik-konflik yang berujung pada kerusuhan atau pertentangan antaretnis.
Sebagai salah
satu jalan keluar untuk meminimalisir kesalahpahaman-kesalahpahaman akibat
perbedaan budaya, adalah dengan mengerti atau paling tidak mengetahui bahasa
dan perilaku budaya orang lain. mengetahui prinsip-prinsip Komunikasi Lintas
Budaya dan mempraktikkannya dalam berkomunikasi dengan orang lain juga dapat
melatih agar meminimalisir hal tersebut.
Kebutuhan untuk
mempelajari Komunikasi Lintas Budaya ini semakin terasakan juga dikarenakan
semakin terbukanya pergaulan kita dengan orang-orang dari berbagai budaya yang
berbeda, disamping kondisi bangsa Indonesia yang sangat majemuk dengan berbagai
ras, suku bangsa, agama, latar belakang daerah (desa/kota), latar belakang pendidikan,
dan sebagainya. Sehingga penting untuk mempelajari Komunikasi Lintas Budaya
agar tidak terjadi kesalah-pahaman atau bahkan konflik-konflik yang diakibatkan
oleh gagalnya individu mengartikan komunikasi yang di lakukan oleh individu
lain yang berbeda budayanya.
D. Cara Menghadapi
Hambatan dalam KLB
Seseorang dapat dikatakan berhasil
dalam Berkomunikasi Lintas Budaya apabila ia mempunyai kemampuan untuk
merefleksikan seberapa besar kesungguhannya dalam aspek
dibawah ini :
- Social Competence : Kemampuan untuk membuat jaringan
sosial, pandai bergaul dan banyak temannya
- Openness to other ways of thinking : keterbukaan untuk
menerima pikiran yang berbeda dari dirinya
- Cultural Adaptation : Kemampuan seseorang menerima
budaya baru
- Professional Excellence : Mempunyai kemampuan yang
handal dalam bidang tertentu
- Language Skill : Kemampuan mempelajari bahasa asing
dengan tepat
- Flexibility : Kemampuan dalam penyesuaian diri sesuai
dengan tuntutan keadaan
- Ability to work in team : Kemampuan dalam mengelola dan
bekerjasama dalam satu tim
- Self Reliance or independence : Percaya diri dan
mandiri
- Mobility : Lincah dan wawasannya luas
- Ability to deal with stress : Mempunyai kemampuan untuk
mengatasi stress
- Adaptability of the family : Keluarganya pandai
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru
- Patience : Ulet dan sabar
- Sesivity : Peka terhadap sesuatu yang baru
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
ü Komunikasi
lintas budaya adalah proses interaksi
antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang
kebudayaan yang berbeda.
ü Hambatan
komunikasi yang ada terbagi dua menjadi yang diatas air (above waterline) dan
dibawah air (below waterline).
ü Faktor-faktor
hambatan komunikasi antar budaya yang berada dibawah air (below waterline)
adalah faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang, Hambatan
semacam ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan.
ü Hambatan
komunikasi antar budaya yang berada diatas air (above waterline) mudah untuk
dilihat karena hambatan-hambatan ini banyak yang berbentuk fisik.
ü Sebagai salah satu jalan keluar untuk meminimalisir
kesalahpahaman-kesalahpahaman akibat perbedaan budaya, adalah dengan mengerti
atau paling tidak mengetahui bahasa dan perilaku budaya orang lain.
ü Mengetahui prinsip-prinsip Komunikasi Lintas Budaya dan
mempraktikkannya dalam berkomunikasi dengan orang lain juga dapat melatih agar
meminimalisir hal tersebut.
ü Cara untuk mengatasi Hambatan
komunikasi dalam lintas budaya adalah dengan pandai bergaul, mampu terbuka untuk
menerima pikiran yang berbeda dari dirinya, mempelajari bahasa asing dengan
tepat, mampuan dalam penyesuaian diri sesuai dengan tuntutan keadaan, Percaya
diri dan mandiri Lincah, wawasannya luas, Mempunyai kemampuan untuk mengatasi
stress, Ulet dan sabar.
DAFTAR PUSTAKA
Alo Liliweri, 2007. Makna Budaya
dalam Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta : LKIS
Alex H Rumondor, 2005. Komunikasi
Antar Budaya, Universitas Trisakti.
Joseph
A. DeVito, 1997. Komunikasi Antarmanusia, Jakarta : Professional Books.
Langganan:
Postingan (Atom)